Jumat, 23 Desember 2011

SENYAWA ANTI KANKER DALAM KUBIS2AN

     Di Amerika satu dari lima kematian disebabkan oleh kanker. Data dari American Cancer Society menunjukkan bahwa kematian akibat kanker pada wanita didominasi oleh kanker payudara (19%), kanker paru (16%), serta kanker  kolon dan rektum (15%). Sementara itu, pada pria, kanker yang dominan sebagai penyebab kematian adalah, kanker paru (34%), kanker kolon dan rektum (12%), serta kanker prostat (10%).
     Pada studi epidemologis, dietkaya lemak menunjukkan kaitan erat dengan munculnya kanker usus maupun kanker payudara. Diketahui bahwa kandungan lemak yang rendah dan konsumsi serat yang tinggi, seperti pada pola makan vegetarian, menyebabkan rendahnnya insiden kaknker. Tumorigenesis akan semakin berkembang pada pola makan yang rendah lemak tak jenuh ganda.
     Hormon tertetu mungkin ikut bertanggung jawab pada munculnya tumor. Pengeluaran hormon tersebut dipicu oleh konsumsi lemak yang tinggi. Sebagai contoh, ternyata, hormon prolactin (serum) yang merangsang pertumbuhan tumor semakin meningkat jika kita mengkonsumsi makanan yang kaya akan lemak.
     Ada kemungkinan bahwa makanan mengandung penyebab (promoters) dan pencegah (inhibitors) kanker sekaligus. Sejauh mana keseimbangan antara dua komponen tersebut tercapai akan sangat menentukan apakah kita beresiko terkena kanker atau ttidak. Petunjuk gizi dari The Comittee on Diet, Nutrition, and Cancer USA berikut ini dapat dipraktikan untuk mengurangi resiko tersebut.
  1. kurangi Intake lemak dari 40% menjadi 30%
  2. tingkatkan konsumsi sayuran dan buah
  3. kurangi makanan awetan (salt curing/pickling) dan makanan yang diasap
  4. kurangi merokok
  5. hindari minuman berakohol
    Kemungkinan, alkohol berperan sebagai penyebab kanker melalui berbagai jalur. Pertama, secara langsung, alkohol dapat menjadi racun bagi sel tubuh. Kedua, alkohol dapt menjadi wahana untuk ditumpangi ko-karsinogen. Ketiga, alkohol menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh. Bukti ilmiah alkohol sebagai penyebab langsung munculnya memang masih diragukan. Namun, tampaknya tidak di ragukan lagi bahwa alkohol dapat menjadi promoter terjadinya tumorogenesis.
    Tampaknya, penyebab langsung kanker tetap sulit untuk dideteksi. Hal itu mengingat kemunculn kanker yang memerlukan waktu relatif lama setelah pola makan tertentu diterapkan. Namun, ada bukti2 epidemioloisyang mengaitkan kebiasaan makan (food habits) suatu kelompok masyarakat dengan insiden kanker. Dengan bukti tersebut, dapat ditarik pelajaran tentang perlunya memerhatikan asupn gizi yang berasal dari pangan alami dan mengosumsinya sesuai dengan kebutuhan tubuh.
    Semua kubis2ab tegolong dalam kelompok crucifera. Kelompok tersebut dikenal karean kandungan sulforaphane dan indoles yang berkhasiat sebagai antikanker. Riset tentang indoles membuktikan kemampuannya  mendeaktivasi metabolit estrogen yang menyebabkan tumor, terutama pada sel2 payudara. Pada saat yang sama, indoles meningkatkan senyawa tertentu tang bersifat protektif terhadap kanker.
    Selain menekan pertumbuhan sel tumor, kehebatan indoles adalah dapat mengurangi proses metastasis sel kanker. Metastasis adalah pergerakan sel2 kanker ke bagian tubuh yang lain sehingga terjadi penyebaran sel tumor.
    Sementara itu, sulforaphane berperan dalam meningkatkan peran enzim yang bertanggung jawab dalam detoksifikasi (penetralan toksin). Dengan semakin optimalnya detoksifikasi, substansi karsinogenik (yang dapat menyebabkan kanker ) dapat lebih cepat disingkirkan. Selain itu, ada studi tentang sulforaphane dan efeknya terhadap tumor pada tikus. .Studi itu menunjukkan bahwa sulforaphane menyebabkan umor berkembang lebih lambat dan memperkecil berat tumor itu. Sulforaphane dapat menyebabkan apoptosis (bunuh diri sel kanker) pada sel2 leukimia dan melanoma (kanker kulit)
    Banyak orang telah mengetahui manfaat mengonsumsi pangan nabati, seperti sayuran dan buah yang kaya akan phytomutrients (ufitokimia). Phytonutrients mampu mencegah kanker karena fungsinya sebagai antioksidan sehingga dapat mencegah berbagai kerusakan sel tubuh akibat serangan radikal bebas.
    Suatu studi tang melibatkan sampel manusia sejumah lebih dari 1000 orang telah dilakukan di Fred Hutchinson Cancer Research Center, Seattle. Studi itu mengungkapkan bahwa mereka yang rajin makan sayuran dapat mengurangi resiko kanker kolon sebesar 35%, sedangkan yang mengosumsi kubis2an dapat menekan resiko kanker sebesar 44%.
    Sementara itu, di Belanda juga dilakkan studi dengan sampel lebih dari 100.000 orag. Studi itu memberikan hasil yang relatif sama, yaitu konsumsi sayuran dapat mengurangi kanker kolon sebesar 25%, sedangkan kubis2an dapat mengurangi resiko 49%. Hal itu menegaskan bahwa peran kubis2an sebagai sayuran anti kanker memang dapat diandalkan.
    Kubis2an dapt mengurangi resiko kanker paru hingga 30% pada kelompok bukan perokok. Pada kelompok perokok, dampaknya justru lebih baik lagi, yaitu menekan resiko kanker paru hingga 69%. Jadi, hal itu dapat menjadi kabar baik bagi perokok , jika memang tidak dapat berhenti merokok, jangan lupa untuk mengosumsi kubis2an sebagai sayur teman nasi.
   Hingga saat ini, obat penyakit kanker belum diketahui dan penyebabnya cukup beragam. Sering kalli, deteksi kanker yang menimpa diri sesorang dilakukan terlambat sehingga pertolongan menjadi semakin sulit. Oleh karena itu, upaya preventif harus lebih diutamakn untuk mengatasi kaker. Disinilah, gizi memainkan peranan penting untuk menawarkan proses pencegahan sehingga penyakit yang mematikan tersebut dapat dihindari.
    Mengosumsi kubis2an mungkin tidak menjadi garansi bahwa anda akan terbebasdari penyakit kanker. Namun, paling tidak resiko untuk terserang penyakit tersebut menjadi lebih kecil. Unsur nutrisi dan substansi lainnya di dalam kubis2an telah terbukti berkhasiat bagi kesehatan.
    Membiasakan diri mengosumsi kubis2an sebanyak 3-5 serving dalam seminggu sangat dianjurkan. Satu serving setara dengan satu cup. Memilih kubis2an yang ditanam secara organik jelas akan membawa manfaat lebih besar karena sayuran organik mengandung phytonutrients yang lebih tinggi. Saat ini, di Indonesia, sayuran organik dapat dijumpai di swalayan2 tertentu. Hanya saja, harga sayuran tersebut masih relatif mahal dan ketersediaannya belum begitu meluas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar